Pada umumnya mainstream umat islam dalam mengawali ramadhan adalah dengan melihat hilal dan tidak menganggap hisab sebagai alternatif yang lebih utama. Mereka beralasan dengan, paling tidak hadits2 berikut:

1. حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى قَالَ قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ عَنْ نَافِعٍ عَنِ ابْنِ عُمَرَ - رضى الله عنهما - عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّهُ ذَكَرَ رَمَضَانَ فَقَالَ « لاَ تَصُومُوا حَتَّى تَرَوُا الْهِلاَلَ وَلاَ تُفْطِرُوا حَتَّى تَرَوْهُ فَإِنْ أُغْمِىَ عَلَيْكُمْ فَاقْدِرُوا لَهُ ». Muslim: 2550

2. حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مَسْلَمَةَ ، عَنْ مَالِكٍ عَنْ نَافِعٍ ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم ذَكَرَ رَمَضَانَ فَقَالَ : لاََ تَصُومُوا حَتَّى تَرَوُا الْهِلاَلَ ، وَلاَ تُفْطِرُوا حَتَّى تَرَوْهُ فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَاقْدُرُوا لَهُ. Bukhariy: 1906

Padahal alquran tidak secara eksplisit menyuruh melihat HILAL dalam menetapkan ramadhan:

3. شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ Al-Baqoroh:185

Lafaz yang digunakan alquran adalah faman SYAHIDA minkum SYAHRU, bukan TAROWUL HILAAL, sebagaimana digunakan dalam dua hadits di atas

BAHASAN:

1. Makna Al-Baqoroh: 185 adalah: barang siapa yang bersyahid dari kamu (telah masuk) bulan ramadhan. Padahal bersyahid tidak harus dengan melihat mata kepala secara langsung (rukyat), namun bisa juga secara ilmu yang meyakikan. Contohnya bersyahid tentang keberadaan Allah, tidak mensyaratkan melihat Allah dengan mata telanjang, namun keyakinan yang dilandasi ilmu yang meyakinkan tentang keberadaan Allah.

2. Lantas bagaimana kedudukan hadits yang menggunakan lafaz "tarowul hilaal" (melihat hilal) sebagai pertanda memulai ramadhan? Jawabannya adalah bahwa nabi saw mengajarkan pada umat islam (saat itu) untuk menandai awal bulan dengan melihat hilal berdasarkan batasan kemampuan umat saat itu. Ilmu penanda waktu yang dikuasai (saat itu) adalah dengan melihat, bukan menghitung. Namun ini tidak menafikan bolehnya menghitung untuk menentukan awal bulan.

3. Berbicara tentang awal yang meyakinkan bagi masuknya bulan ramadhan pada saat ini, maka "melihat hilal" tidak lagi menjadi cara yang lebih meyakinkan dibanding "menghisab hilal". Hal ini disebabkan karena dua sebab. Pertama, tingkat polusi yang semakin tinggi, menyebabkan sukarnya melihat hilal, sehingga potensi melihat benda2 lain sebagai hilal semakin besar, dan kedua ilmu hisab modern telah demikian akuratnya memprediksi kedudukan benda2 langit, sehingga boleh dikatakan bahwa pada saat ini, menghisab hilal jauh lebih meyakinkan daripada merukyat hilal.

Wallahu'alam