Rabu, Agustus 08, 2012

Salah Menentukan Awal Ramadhan, Umat Tidak Akan Bertemu Malam Lailatul Qadr


http://sosbud.kompasiana.com/2012/07/22/salah-menentukan-awal-ramadhan-umat-tidak-akan-bertemu-malam-lailatul-qadr/

Salah Menentukan Awal Ramadhan, Umat Tidak Akan Bertemu Malam Lailatul Qadr



Sungguh sangat disayangkan, jika benar apa yang telah dikatakan oleh ahli Falaq dan sekaligus ulama Nahdlatul Ulama (NU) Syech Misbachul Munir Alfalakiy(70) yang akrab dipanggil Mbah Munir, pakar ilmu falak Internasional yang juga sempat menjadi Lajnah Falakiyyah Pusat PBNU mempertanyakan hasil sidang isbat pemerintah. Mbah Munir protes karena pemerintah menetapkan 1 Ramadan 1433 Hijriah jatuh pada 21 Juli 2012.
Mbah Munir berpendapat, dalam hitungan ilmu falak jatuhnya awal Ramadan Jumat 20 Juli 2012. Perhitungan itu berdasarkan sembilan dari 10 kitab popular ilmu falak yaitu Kitab Nurul Anwar Badingatul Nisa, Kitab Minhajurroh Shoddin, Kitab Arrisalatul Falakhiyakiyah, Kitab Huluhul Wathor, Kitab Umdhatutholib, Kitab Rouful Manan, Kitab Risalatul Khomar dan Kitab Sulamun Naiyreni. (eramuslim.com). Awal ramadhan bukan jatuh pada tanggal 21 Juli 2012 seperti yang telah diputuskan dalam sidang isbat kementerian agama, kemarin. Menurut nya dari beberapa referensi kitab yang dibacanya, menyatakan bahwa awal ramadhan seharusnya jatuh pada tanggal 20 Juli 2012. Menurutnya, keputusan menteri agama yang menentukan awal ramadhan tanggal 21 juli 2012, lebih bersifat politis dan telah mengesampingkan kesaksian seseorang yang telah melihat hilal di cakung, dan di bawah sumpah. Padahal bukan suara umat islam saja yang harus di percaya, tetapi kesaksian orang non muslim pun harus dipertimbangkan jika memang mereka benar telah melihat hilal.
Bagi saya sendiri, sidang isbat kementerian agama kemarin sungguh menggelikan dan jauh dari solusi untuk bermusyawarah, tapi terlihat seperti sebuah umat yang saling menyalahkan pihak-pihak yang berseberangan dengan argumennya. Kesaksian cakung yang melihat hilal dibawah sumpah, dianggap sebuah penyimpangan dan petugas kantor urusan agama yang menyumpahnya pun harus dipanggil dan diberi peringatan!, begitu yang saya tangkap dari pernyataan salah seorang peserta sidang tersebut.
Pernyataan dari salah satu tokoh falaqiyah nasional tersebut harus dapat kita cermati, bahwa jika memang terjadi ketidak akuratan dalam penentuan awal tanggal satu ramadhan, tentunya secara substansif akan berdampak pada nilai-nilai spiritual dari bulan Ramadhan itu sendiri. Seperti apa yang dikatakan oleh seorang musisi dari group band wali, bahwa dia akan berpuasa pada hari sabtu sesuai dengan keputusan menteri agama, dan jika keputusannya itu salah, maka sudah ada yang menanggung dosanya, yaitu menteri agama.
Banyak nilai-nilai spiritual yang terkandung di dalam bulan ramadhan tersebut, diantaranya adalah MALAM LAILATUL QADR. Yaitu suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan, yang hanya terjadi satu kali dalam setiap akhir bulan ramadhan. Di malam itu Allah SWT mengutus malaikat-malaikat dan malaikat jibril untuk turun ke bumi untuk mengatur segala urusan.
QS: Al-QADR, 97: 1-5
1. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.
2. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?
3. Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan
4. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan
5. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.
Lalu, kapankah datangnya malam lailatul qadr itu?. Rasulullah SAW, menyatakan dalam beberapa hadits bahwa malam lailatul qadr itu terjadi pada malam-malam ke sepuluh di akhir Ramadhan, dan terutama di malam ganjil antara malam ke 21 sampai malam 29.
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
Carilah lailatul qadar pada malam-malam ganjil dari sepuluh hari terakhir Ramadhan (HR. Bukhari).
UMAT TIDAK AKAN BERTEMU MALAM LAILATUL QADR
Untuk dapat bertemu dengan malam lailatul qadr, kaum muslimin biasanya akan melakukan I’tikaf di masjid hanya pada malam-malam ganjil saja. Sedangkan pada malam-malam genap di akhir ramdhan, masjid tampak lengang. Karena mereka beranggapan bahwa malam lailatul qadr akan terjadi di malam-malam ganjil saja.
Lalu bagaimana mereka menyatakan bahwa pada saat itu adalah malam ganjil dan genap?. Tentunya mereka akan menghitung dari keputusan menteri agama melalui sidang isbat sebelumnya, tentang penetapan awal ramadhan. Menteri agama menetapkan satu ramadhan jatuh pada tangal 21 juli 2012, Sementara di tempat yang lain, di belahan bumi yang lain, satu ramadhan jatuh pada tanggal 20 juli 2012. Perbedaan ini di dasarkan pada teori rukyat dan hisab. Pada hasil rukyat pada tanggal 19 juli 2012 sore hari, bulan baru sudah terjadi, tapi masih di bawah 2 derajat, sehingga mustahil untuk dapat dilihat. Sedangkan pada teori hisab, walalupun posisi bulan di bawah 2 derajat, tetapi usia bulan ramadhan sudah 6 jam dari semenjak conjuction (pergantian posisi bulan dan matahari yang menandakan awal bulan baru), pukul 11.24 siang hari. Jika ramadhan jatuh pada tanggal 21 juli 2012, maka usia bulan ramadhan sudah 30 jam lebih.
Dengan berpegang pada dua teori tadi, maka umat islam akan mulai menghitung kapan waktu malam lailatul qadr akan terjadi. Akan ada hal yang lucu di malam lailatul qadr nantinya, di mana masjid muhammadiyah akan penuh dengan orang yang I’tikaf, sementara masjid NU kosong melompong karena masih dianggap malam genap. Begitu juga sebaliknya, masjid NU penuh, sementara masjid Muhammadiyah kosong. Ah, jangan-jangan malaikat jibril batal turun, karena kebingungannya apakah malam itu malam ganjil atau malam genap, hehe…., sedikit bercanda.
Memang, sebuah keputusan akan ada konsekuensinya, baik pada penentu keputusan (menteri agama) maupun umat islam itu sendiri. Jika keputusan tersebut didasarkan pada kejujuran, maka hasil keputusan tersebut akan mensejahterakan umat, dan do’a - do’a umat akan terkabulkan pada malam lailatul qadr. Tetapi jika keputusan penetapan awal ramadhan itu salah dan lebih cenderung politis, maka umat ini tidak akan pernah bertemu dengan malam lailatul qadr, sehingga tak ada do’a yang terkabul.
Semoga negeri ini bersih dari korupsi, karena terkabulnya do’a-do’a mereka di malam lailatul qadr, aamiin…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar